Sabtu, 13 April 2013

Cinta Pertama


Pagi yang penuh keagungan cakrawala, hembusan angin sepoi-sepomenyentuh dan menembus kulitku, dingin sekali ..
Seperti membuka hari dan berharap disambut dengan senyum, aku mencoba melangkahkan kaki dan menjalani hidup. Kicau burung menyentuh telinga, ku buka jendela dan ku hirup udara dalam sejuknya membuat tubuhku segar, dan mimpi tadi malam tlah ku lupakan. Suasana hati kelabu dan murung menjalani sebuah kisah cinta yang dibilang masih cinta monyet , aku tak mampu mengerti tentang perasaan ini. Setiap aku bertemu dengan dia, seorang yang aku suka, dadaku selalu bergetar tak karuan. Tingkah laku tak dapat dikendalikan. Yah.. benar mungkin ini adalah cinta monyet yang banyak orang bilang.

Hari ini aku bertemu dengan cewek yang aku suka itu.
“Hey … kenapa ngajak ketemu disini ?”, tanyanya mendahului pembicaraan.
“Hemm … ada something yang mau aku omongin ..!, Jawabku terlihat agak grogi.
“Ngomong aja aku dengerin kok.!! , Timpalnya menetralkan suasana.
Kita bercanda, aku berusaha membuatnya nyaman dengannya. Sesering kali dia menatapku tapi aku berusaha memalingkan wajahku.
Aku malu , tapi disisi lain aku sangat senang. Dunia bagaikan surga. Semua serba indah di depan mata . Setiap kata yang dia ucap, aku mendengar suaranya terekam di dalam ingatanku. Suaranya bagaikan sebuah getaran di dalam hatiku. Hatiku terasa damai mendengar setiap kata yang terucap dari bibirnya.

Aku menunngu untuk mengungkapakannya. Mauku ingin sambil mutar lagunya robinhood itu, biar kelihatan romantis. Tapi aku bukan tipe orang romantis.
Deeeg , astaga kami bertatap muka, alisnya, hidungnya, matanya, semuanya seakan menarik perasaan yang semakin suka.
Detik berganti menit, menit bergantin jam . Tak terasa waktu terus berputar dan saat yang di tunggu pun tiba.
“Kamu mau gak jadi girl frienku?” Tanyaku nerves sedikit terbata-bata.
“Apa??? Pacar???, katanya terkejut.
“Iya , aku tahu ini terlalu cepat, yah aku memang bukan lelaki yang sempurna dan mungkin bukan lelaki romantis karena aku mengutarakan yang mungkin saja saatnya tidak tepat. Tapi aku harap kamu bisa mengerti dan bisa mempertimbangkan ungkapanku ini. Mungkin aja kamu belum bisa percaya dengan apa yang aku bilang dan sekarang bahkan aku utarakan kepadamu. Aku sadar bahwa aku memang benar punya rasa , semua itu berawal ketika kita bertemu dalam satu kelas dulu,” ucapanku panjang, menjelaskan .
“Eh.. aku.. aku..” jawabnya agak bimbang.
“Gak dijawab sekarang gak papa kok aku kasih kamu waktu.” Ucapku.

Aku mencintainya, jika dia menolak berarti aku telah kehilangan kesempatan .
 “Aku mau jadi girl friendmu jika kamu serius denganku”
Jawabnya pelan tanpa tegang mungkin takut salah bicara.
“Benarkah , jadi kamu terima cintaku,,?” kataku tak percaya.

Yaa Tuhan benarkah ini kenyataan atau hanya mempermainkan, namun benar ini memang kenyataan . Ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Terimakasih Tuhan Kau telah mengabulkan do’aku selama ini. Dan ini adalah hari terbaik yang pernah ku alami, mungkin tak akan pernah aku mencoba untuk melupakan saat indah saat sekarang.


#DK 

Jumat, 12 April 2013

Sebuah Perjalanan


            Gue (Kurnia) gak tau ini kebetulan atau gimana, awalnya gue hanya anggap dia (Karina) teman biasa aja gak lebih, selain itu gue sama dia juga gak terlalu akrab, tapi entah kenapa saat gue denger dia punya kekasih,  seolah gue hanya bisa terdiam ngedenger kbar itu, waktu yang biasanya gue jalani dengan dia (sebagai teman) terasa singkat, tetapi saat itu seolah terasa lama bagi gue saat dia udah punya kekasih, gue jujur dan gue akui gue suka dengan sosoknya, entah kenapa gue bisa suka sama dia, gue pun gak tau penyebabnya, karna gue ngerasa ini terjadi begitu saja. Mungkin ini karena seseorang yang bisa buat gue seneng dan sekaligus gue sukai sebelum dia udah terpisah jauh dengan gue dan juga jarang bertemu.
          Ku tak percaya kau ada di sini,
          Menemaniku disaat dia pergi,
          Sungguh bahagia kau ada di sini,
          Mengghapus semua sakit yang kurasa,
            Sehari, dua hari, seminggu udah gue jalani dengan sesuatu yang ngeganjel di hati gue, muncul pertanyaan di benak gue, apa dia tau rasa yang gue pendam buat dia,? Apa dia juga punya rasa yang sama terhadap gue meskipun hanya sebesar biji jagung,? Entah kenapa setelah dia tak lagi sendiri, gue semakin berusaha buat ngehapus bayang senyumnya dari benak gue, tapi semakin gue nyoba buat nglupain dirinya, bayang dirinya semakin dekat dengan gue, dan gue jadi takut ngedeketin dia, gue berusaha ngebuang mimpi gue buat ngedapetin (anggap aja dia itu putri) putri. Gue tau banyak yang suka dengan dia dan gue pun sadar mereka semua lebih dari seorang gue yang hanya bisa mendam perasaan suka gue ini terhadapnya, dan kenyataan buat ngubur dalem-dalem harapan gue ke dia semakin jelas, karna semakin hari, gue liat dia dengan kekasihnya begitu saling menyayangi, namun rasa yang gue miliki buat dia tetep aja masih ada, meski gue udah berusaha buang perasaan itu, namun apa daya, gue gak bisa nglakuin apa-apa, gue juga gak mungkin ngerusak hubungan mereka, gue gak mau dia sedih atau kecewa sama gue, akhirnya gue putusin kalau gue bakalan berusaha nglupain dia.
            Mungkinkah kau merasakan
            Semua yang ku pasrahkan
            Kenanglah kasih . . .
Setelah lama gue bisa sedikit nglupain dia, entah kenapa setiap ada acara atau apa gitu, seakan udah di skenario, gue selalu dekat dengan dia lagi, padahal gue udah berusaha ngejahuin dia agar gue bisa nglupain dia, gue gak tau ini kenapa. Dan akhirnya saat kami berjalan berdua, gue gak sengaja nanyain tentang dia dan kekasihnya. 
"Eh Rin, gmana kamu sama pacarmu,?" Tanyaku
"Maksud kamu,?" Kaget dengan pertanyaan itu.
"Maksud aku, gmana kamu dengan kekasihmu,? Masih baikan,?"
"Gak kog Kur, gue sama dia uda putus dan gak ada hubungan apa-apa lagi. Emang knapa Kur,?"
"Gak kog gak papa, cuma nanya" Jawabku sambil tersenyum.

Dan sejak percakapan itulah gue kembali merangkai harapan gue yang udah lama pupus karena ketidak percayaan diri gue buat ungkapin yang gue rasain selama ini ke dia. Setelah pulang dari rutinitas di sekolah, gue berusaha komunikasi dengan dia meskipun hanya sebatas sms, awalnya dia gak percaya kalau itu gue, hingga akhirnya dia percaya kalau itu gue setelah gue nulis nomor hp gue, dan gue perlihatkan ke dia, setelah itu gak tau kenapa sikap dia ke gue terkesan malu-malu, tetapi saat berkomunikasi di media elektonik, dia berbeda, sering tanya-tanya tentang gue, sampai akhirnya muncul perasaan buat selalu bertemu dengan dia, memandang dia tertawa bahagia di setiap hari-hari yang di jalaninya,
            Ku suka dirinya mungkin aku sayang
            Namun apakah mungkin kau menjadi milik-ku
            Kau pernah menjadi. . .menjadi miliknya
            Namun salahkah aku bila ku pendam rasa ini . . .
8 September 2012, saat gue ungkapin yang gue pendam selama ini, bertepatan ketika kita wisata ke bali, ya meskipun ngungkapinya di depan hotel. Tapi gue pilih momen ini, momen yg langka buat gue, ditemani hembusan angin yang menerpa tubuh kami berdua. Gue bilang kalo gue sayang sama dia.
"Rin, seumpama aku nyalonin jadi pacar kamu, kamu nrima gak,?" Tanyaku becanda dan ragu.
"Seumpama loh ya, gue mau pastinya." Sambil malu"
"Kalo saat ini gue sayang sama kamu dan nyatakan ini, kamu mau gak jadi pacar aku,?"
"Aku,?" Jawabnya kaget.
"Iya kamu"
Karin menyuruhku membelakanginya,
"Kamu serius nembak aku,?" Tanyanya keheranan.
"Iya aku serius dan gak becanda" Jawabku tegas.
"Aku trima kog kamu jadi pacar aku"
"Beneran,?" Tersenyum pada Karina.
"Iya sayangkuh" Deg, gue senengnya minta ampun.

Hari-hari berikutnya gue jalanin dengan Karina, tepat pada pukul 19.44, dan gue tetep ingat itu. :) Dengan kehadiran Karina kurasakan kasih sayang dan cintaku kuberikan padanya, walaupun agak grogi dan butuh waktu lama nyatain prasaan gue ke dia yang uda gue pendam 2 tahunan. :) 
Sampai sekarang tetep Karin, aku mencintaimu. Sayongku Karin. :*